Sunday, October 1, 2017

Jalan Pagi ke Tugu Yogyakarta

Pagi itu saya mengantar istri bekerja, sedangkan jadwal untuk pulang ke Gunung Kidul masih lama karena menunggu istri pulang, alias sore hari. Saat itu saya berpikir daripada hanya diam di kamar, lebih baik berjalan-jalan menikmati kota Jogja. Saya memilih berjalan kaki, alasannya selain lebih sehat, saya lebih menikmati suatu lokasi dengan berjalan kaki daripada naik kendaraan bermotor. Ya berjalan kaki, istri saya saja heran, "ngapain kamu jalan kaki sejauh itu mas?"

Tujuan perjalanan saya pagi itu adalah ke Tugu Yogyakarta. Saya ingin mengambil foto tugu tersebut. Dalam pikiran saya saat itu, "masak sih sudah beberapa kali ke kota pelajar ini, saya tidak punya foto salah satu ikon kota Yogyakarta ini?". Lagipula lokasi Tugu Pal Putih ini tidak terlalu jauh dengan lokasi penginapan. Akhirnya, saya memutuskan jalan pagi ke Tugu Jogja.

Saya berjalan ke Tugu Golong Gilig ini dari arah Jalan Jenderal Sudirman. Di sepanjang perjalanan, saya melihat beberapa pedagang mempersiapkan tokonya untuk digunakan berjualan pada hari itu, lalu lintas yang belum terlalu padat, trotoar yang kadang diambil alih fungsinya untuk berjualan. Tetapi yang menarik perhatian saya adalah, sepanjang jalan mulai dari Gramedia hingga Bengkel Ahass Honda di dekat pertigaan sepanjang trotoar ditanami pohon besar yang membuat suasana sejuk dan asri, selain itu terdapat bangku untuk duduk-duduk di sela-sela taman itu. Sepertinya nyaman pagi hari baca buku disitu sambil ngopi.

Setelah menikmati perjalanan, akhirnya sampai juga di Tugu Jogja. Karena baru pertama jalan kaki kesitu, saya menyeberang jalan ke Jalan AM. Sangaji, setelah menyeberang saya baru tahu kalau jika tadi saya lurus sedikit ternyata di tepi Jalan Margo Utomo terdapat tempat untuk duduk serta peta dengan miniatur tugu dan keraton. Tetapi dari seberang jalan inilah saya dapat mengabadikan momen yang menurut saya berharga yaitu berpadunya transportasi tradisional becak di tengah transportasi modern kendaraan bermotor di keramaian Kota Yogyakarta.

Puas mengambil foto, saya menyeberang dan duduk santai di bangku di Jalan Margo Utomo, bergabung dengan beberapa orang yang juga sedang menikmati suasana pagi di Tugu Yogyakarta. Tempat ini menyediakan peta diatas keramik dengan miniatur Tugu Jogja serta tembok dengan seni yang menceritakan sejarah Tugu Golong Gilig tersebut.

Sejarah Tugu Yogyakarta
Tugu Yogyakarta yang juga sering disebut Tugu Malioboro atau Tugu Pal Putih, dahulu bernama Tugu Golong Gilig. Tugu ini disebut Golong Gilig karena pada awal dibangun pada tahun 1755 oleh Sri Sultan Hamengku Buwana I, tugu ini berbentuk silinder (gilig) yang mengerucut ke atas dengan bagian dasar berupa pagar yang melingkar serta bagian atasnya berbentuk bulat (golong) serta memiliki ketinggian 25 meter. Tugu ini memiliki filosofi Manunggaling Kawula Gusti, merupakan semangat persatuan rakyat dan penguasa untuk melawan penjajah.

Pada tanggal 10 Juni 1867 M (4 Sapar 1796 J) terjadi gempa bumi besar yang mengguncang Yogyakarta dan membuat tugu tersebut runtuh. Tugu tersebut dibangun kembali atas titah Sri Sultan Hamengku Buwana VII. Pembangunan tugu tersebut mendapat dukungan residen Belanda Y. Mullemester, dengan arsitek perencana YPF van Brussel, dan dibiayai oleh Pepatih Dalem Kanjeng Raden Adipati Danureja V. Pembangunan tugu selesai pada 3 Oktober 1889 M (7 Sapar, Tahun Alip 1819 J. Tugu yang baru tersebut kemudian dekenal dengan nama De Witt Pall atau Tugu Pal Putih.

Tugu yang diarsiteki oleh Belanda tersebut tidak seperti bangunan aslinya. Tugu yang baru ini berbentuk persegi, dengan puncak yang runcing serta tinggi hanya 15 meter saja, seperti yang kita lihat saat ini. Dari beberapa sumber yang saya dapat, tugu ini tidak lagi menggambarkan persatuan rakyat dan penguasa melainkan memiliki candrasengkala Wiwaraharja Manunggal Manggalaning Praja yang selain memiliki arti tahun 1819 juga berarti pintu menuju kesejahteraan para pemimpin Negara. Makna yang baru ini sangat berbeda dengan semangat awal Tugu Golong Gilig.

Letak Tugu Yogyakarta
Tugu Pal Putih ini terletak di tengah perempatan Jl. Pangeran Mangkubumi, Jl. Jenderal Sudirman, Jl. AM.Sangaji, dan Jl. Pangeran Diponegoro. Jika ditarik garis imaginer, tugu ini menghubungkan Laut Selatan, Keraton Yogyakarta dan Gunung Merapi.

Untuk kamu yang ingin ke Tugu Yogyakarta ini, caranya sangat mudah karena tugu ini terletak di tengah perempatan. Semoga tulisan ini bermanfaat, feel free to ask, thank you.


EmoticonEmoticon